“Minyak goreng selalu ditemukan di dapur, biasanya digunakan sebagai bahan utama untuk memasak atau memanggang makanan. Tapi apakah Sobat ASPRA sudah memahami beragam pilihan minyak goreng ? Tak sedikit pula yang menawarkan manfaat dari minyak goreng, bahkan ada yang merekomendasikan penggunaan minyak secara terbatas.”
Asiapramulia.com – Minyak goreng merupakan lemak atau minyak yang berasal dari bagian tumbuhan atau hewan yang dimurnikan. Kebanyakkan orang menggunakan minyak goreng untuk menggoreng makanan. Bentuk minyak goreng adalah cair dengan suhu hangat normal seperti dalam ruangan. Minyak goreng atau minyak untuk memasak paling banyak di dapat dari tumbuhan, seperti kelapa, kanola, kedelai, jagung, kacang-kacangan dan serealia.
Minyak goreng umumnya digunakan untuk penggorengan sebanyak tiga sampai empat kali. Jika minyak digunakan berulang kali, akan mengalami perubahan warna. Ketika melakukan penggorengan, ikatan rangkap di dalam asam lemak tak jenuh terputus, yang kemudian membentuk asam lemak jenuh. Sementara itu, minyak yang baik memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang lebih banyak daripada asam lemak jenuh.
(sumber : klikdokter.com)
Ketika minyak goreng digunakan berulang kali, kandungan asam lemak di dalam minyak akan menjadi semakin jenuh. Sehingga, minyak tersebut bisa dikatakan sudah rusak atau biasa di kenal dengan sebutan minyak jelantah. Minyak yang digunakan berulang kali akan membuat ikatan rangkap minyak mengalami oksidasi sehingga membentuk monomer siklik dan gugus peroksida. Minyak goreng dengan kondisi seperti ini bisa dikatakan sudah rusak dan berbahaya bagi kesehatan.
Semakin tinggi suhu dan pemanasan yang semakin lama, maka kadar asam lemak jenuh terus meningkat. Minyak nabati yang tinggi kandungan asam lemak jenih bisa menyebabkan makanan yang digoreng menjadi berbahaya bagi kesehatan. Terdapat beberapa hal yang perlu Sobat ASPRA ketahui, terkait dengan hal-hal yang berpengaruh pada ketahanan minyak goreng :
1. Oksigen dan ikatan rangkap (Semakin banyak oksigen dan ikatan rangkap di dalam minyak maka akan semakin cepat terjadi oksidasi).
2. Suhu (Semakin tinggi suhu, maka proses oksidasi juga terjadi lebih cepat).
3. Cahaya dan ion logam (Kegunaannya seagai katalis yang membuat proses oksidasi berlangsung lebih cepat).
4. Antioksidan (Minyak memiliki ketahanan tinggi terhadap oksidasi).
(sumber : edukasi.okezone.com)