“Cendol merupakan jenis minuman yang terbuat dari tepung beras atau tepung ketan, yang kemudian dicampurkan dengan tepung tapioca dan tepung kacang hijau. Umumnya cendol berwarna hijau karena menggunakan sari daun pandan. Cendol menjadi dessert yang terkenal di negara Asia Tenggara.”
Asiapramulia.com – Cendol masuk ke dalam daftar dessert terbaik di dunia tahun 2021 versi CNN di Singapura. Cendol menjadi minuman yang bisa dinikmati saat masih hangat maupun Ketika dingin dengan campuran es serut. Di Indonesia, cendol telah dikenal sejak zaman dahulu sebagai minuman yang berasal dari Sunda tepatnya di kota Bandung. Kata cendol sendiri diperkirakan berasal dari kata “jendolan”, yang didasarkan pada bentuk cendol dan teksturnya.
Terdapat beberapa sumber yang menyebutkan bahwa cendol merupakan turunan minuman kha Jawa Tengah yaitu dawet. Cendol dan dawet menjadi minuman yang dihidangkan dengan cara hampir sama, namun terdapat perbedaan pada bahan dasar untuk membuatnya. Cendol biasanya terbuat dari tepung hunkwe, sedangkan dawet terbuat dari bahan dasar tepung beras dan ketan.
Beberapa negara seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, dll, membuat cendol dari tepung yang berbeda-beda. Ada yang membuat cendol dari tepung sagu juga loh Sobat ASPRA. Kuahnya sendiri rata-rata menggunakan kuah santan kelapa dengan pemanis gula jawa.
(sumber : kulinerkota.com)
Sejarah Cendol
Secara umum dawet mengacu pada cendol hijau yang terbuat dari aren sagu atau tepung beras, kemudian dicampurkan dengan santan dan gula jawa cair. Sementara itu, banyak yang berpendapat bahwa sagu atau tepung beras telah digunakan sebagai minuman manis pada masyarakat Jawa kuno.
Dalam tradisi Jawa, dawet atau cendol adalah bagian dari sajian pada upacara pernikahan adat Jawa. Upacara Midodareni melakukan “dodol dawet” atau dikenal dengan arti “jualan cendol”. Upacara satu ini dilakukan sehari sebelum hari pernikahan, dimana setelah memandikan pengantin, orang tua akan melakukan dodol dawet kepada tamu atau kerabat yang hadir. Kemudian para tamu akan membayar dawet menggunakan koin tertentu, yang berasal dari pengantin wanita sebagai simbol pendapatan dari keluarga pihak wanita.
Tradisi ini memiliki makna bahwa orang tua kedua mempelai berharap penikahan yang akan dilaksanakan pada hari esok akan dihadiri oleh banyak tamu. Harapannya tamu yang datang sebanyak jeli cendol yang berhasil dijual. Selain tradisi pernikahan, sejak masa Hindia Belanda, masyarakat Jawa mulai menjajalkan jualannya menggunakan keranjang yang dipukul dengan tongkat.
Cendol telah tersebar di berbagai negara saat ini, bahkan di Indonesia cendol merujuk pada jeli pandan hijau yang disajikan dengan kuah santan. Dinegara lain seperti Malaysia dan Sinagpura, cendol telah dimodifikasi dengan adanya campuran kacang merah manis, jagung manis, dan biasanya dimakan bersama dengan es campur.
Variasi Cendol
Umumnya cendol dikenal sebagai minuman penutup yang berisi jeli hijau yang manis. Sementara banyak varian cendol lain yang berasal dari Malaysia, Thailand, Singapura, Vietnam, dan Myanmar. Terdapat beberapa tambahan topping seperti Nangka, kacang merah, bahkan durian loh Sobat ASPRA. Berikut beberapa varian cendol :
1. Es Cendol Ayu
Es cendol atau yang lebih dikenal dengan sebutan dawet ayu, terinspirasi dari lagi tahun 80-an berjudul “Dawet Ayu Banjarnegara”. Varian dawet ayu sangat popular di Indonesia, terbuat dari tepung beras berwarna hijau dari campuran air daun suji. Es dawet ayu biasanya disajikan dengan gula merah cair, santan cair, potongan nangka dan es batu. Para pedagang dawet ayu Banjarnegara mempunyai ciri khas pada gerobaknya, terdapat dua tokoh wayang di gerobak jualannya, Semar dan Gareng.
2. Es Dawet Ireng
(sumber : lifestyle.okezone.com)
Sesuai dengan Namanya, cendol diartikan sebagai es cendol hitam. Konotasi hitam mengacu pada butir dawet atau cendol yang berwarna hitam pekat. Warna hitam cendol berasal dari abu merang atau jerami yang dicampur air dan terbuat dari tepung sagu aren.
3. Es Dawet Sambal
Varian dawet satu ini berasal dari Kabupaten Kulo Progo, DI Yogyakarta. Dawet sambal bahan dasarnya sama dengan dawet pada umumnya. Hanya saja terdapat tambahan topping sambal pecell seperti kecambah, irisan tahu, bawang gireng serta es batu.
4. Es Dawet Telasih
Es dawet telasih banyak dijumpai dikawasan Pasar Gede, Kota Solo. Es dawet satu ini terdiri dari dawet hijau, tape ketan, bubur sumsum, dan biji selasih. Es dawet telasih biasanya menggunakan sirup gula pasir alih-alih menggunakan siraman gula merah cair.
5. Es Dawet Jepara
Varian es dawet berikutnya berasal dari Jepara, yang dibuat menggunakan tepung sagu aren sehingga memiliki tekstur yang sangat halus dan sedikit kenyal. Es dawet jepara biasanya disajikan dengan topping alpukat, durian, sari kelapa, serta nangka, sehingga mampu menciptakan rasa yang lebih kaya dan kental.
6. Es Dawet Grandul Ketan
Kota Blitar memiliki es dawet grandul yang memiliki cita rasa yang manis legit. Penyajiannya cukup unik karena menggunakan “grandul” atau candil. Candil berbentuk bulir mirip kelereng yang kenyal dan berwarna kuning.
7. Cendol Malaysia
(sumber : asianinspirations.com)