“Indonesia masih menghadapi tantangan besar terutama dalam pengelolaan sampah. Jika Sobat ASPRA memperhatikan lingkungan sekitar, jumlah sampah yang dihasilkan semakin hari semakin banyak. Bahkan sebagian besar sampah merupakan sampah anorganik yang tidak mudah terurai seperti plastik dan kaca.”
(sumber : nestle.co.id)
Asiapramulia.com – Persoalan terkait jumlah sampah tidap pernah ada habisnya. Salah satu solusi yang bisa Sobat ASPRA lakukan adalah mengurangi volume sampah dengan melakukan daur ulang (recycle). Daur ulang merupakan salah satu cara memodifikasi sampah atau barang bekas, menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi. Beberapa contoh jenis sampah daur ulang, seperti plastik bekas, botol bekas, kertas bekas, dll.
Berikut terdapat manfaat yang Sobat ASPRA dapat rasakan ketika melakukan daur ulang sampah :
Membantu mengurangi sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) agar proses pengelolaan sampah berlangsung dengan mudah. Jika sampah melebihi daya tampung akan mengotori kawasan di sekitarnya.
Mendukung upaya konservasi sumber daya secara maksimal. Contohnya saja daur ulang sampah kertas untuk menghasilkan jenis kertas baru yang nilai pakai dan nilai ekonominya tinggi. Upaya ini dapat mengurangi jumlah kayu yang ditebang untuk pembuatan kertas, sehingga habitat satwa liar akan terjaga dan ketersediaan air tanah tetap melimpah.
Memaksimalkan upaya penghematan energi karena berkurangnya pembuatan produk baru. Pembuatan produk baru membutuhkan energi yang besar, sebagai gantinya terdapat produk-produk hasil daur ulang yang memiliki kegunaan yang sama dengan produk baru tetapi proses pembuatan lebih hemat energi.
Mengurangi intesitas insinerasi (pembakaran bahan hingga tuntas dan menyisakan abu). Membakar sampah justru bisa menimbulkan masalah baru berupa gas beracun yang mencemari udara. Oleh karena itu diperlukan tindakan daur ulang dengan proses yang benar dapat membuat intensitas pembakaran sampah semakin berkurang.
Mengatasi masalah perubahan iklim yang disebabkan emisi gas rumah kaca (karbon dioksida atau CO2). Penguraian sampah organik dapat menghasilkan karbon dioksida di udara yang kemudian bisa membentuk gas metana, dan akumulasi kedua zat tersebut dapat menyebabkan efek rumah kaca. Oleh karena itu, daur ulang sampah organic patut dilakukan secara konsisten demi mengurangi emisi gas rumah kaca penyebab gangguan iklim.
Meningkatkan kreativitas seluruh lapisan masyarakat dalam mengelola sampah yang dapat didaur ulang. Misalnya mengolah sampah menjadi produk rumah tangga siap pakai.
Meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat karena aktivitas perekonomian berlangsung lancar. Produk-produk hasil daur ulang Usaha Mikro Kecil Menengh (UMKM) dapat dijual kembali sehingga pabrik daur ulang kemasan dapat menyerap banyak tenaga kerja.
Meminimalkan risiko penyebaran penyakit akibat mikroorganisme yang terkandung dalam sampah organik.
Menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan karena penumpukan sampah semakin berkurang.