"Rambut Nenek Jajanan Langka dari Era 90-an"

"Anak 90-an mana suaranya? Sobat ASPRA yang lahir di tahun 90-an mungkin sudah tidak asing lagi dengan jajanan jadul yang satu ini yang mulai langka. Jajanan jadul yang satu ini adalah Arbanat atau arum manis, yang lebih dikenal dengan sebutan 'Rambut Nenek' jika di Indonesia. Jajanan yang satu ini terbuat dari gula, dan keberadaannya sudah sangat langka."
Asiapramulia.com –  Rambut nenek menjadi jajanan yang sangat digemari karena memiliki citarasa manis yang khas. Ketika mengonsumsi rambut nenek, kita akan merasakan sensasi bernostaldia dengan kenangan masa kecil saat jajan di sekolahan atau di lingkungan rumah. Kenapa disebut rambut nenek ? karena jajanan satu ini memiliki bentuk yang unik yaitu tipis, memanjang dan berwarna putih seperti uban.
Teksturnya yang lembut menjadi ciri khas dari rambut nenek. Tahukah Sobat ASPRA, jika rambut nenek merupakan jajanan yang populer di tahun 1990-an. Awalnya rambut nenek hanya berwarna putih, namun seiring dengan berjalannya waktu, rambut nenek mulai dibuat dengan beragam warna seperti hijau, merah muda, kuning, biru, dll. Bahkan rasa dari rambut nenek juga semakin beragam, mulai dari rasa durian, melon, pandan, dan masih banyak lagi.
Walaupun di Indonesia rambut nenek pernah naik daun diberbagai kota, banyak penjual dan pembuat rambut nenek yang masih melakukannya dengan cara tradisional. Cara tradisional pengolahan rambut nenek dilakukan dengan kedua tangan, kemudian kembang gula dibentuk menjadi serat-serat rambut nenek. Serat-serat panjang bertabur tepung inilah yang menjadi jajanan melegenda pada masanya.
Catatan Hari Ini: GULALI RAMBUT NENEK

                                                                             (sumber : jennynotestoday.blogspot.com)

Pada dasarnya, kembang gula sendiri tidak berwarna putih. Akan tetapi, proses pembuatannya yang dilakukan dengan menggunakan tepung, membuat serat-serat rambut nenek ini menjadi berwarna putih. Menurut cerita lama, rambut nenek berasal dari Desa Kesambi, Lamongan. Bahkan ada yang menyebutkan rambut nenek tercipta di Malang, dan faktanya rambut nenek banyak ditemukan di Pulau Jawa.
Lelehan gula merupakan bahan dasar dari pembuatan rambut nenek. Sebelum di proses tampilannya memang tidak menunjukkan wujud rambut nenek. Bahkan bentuknya lebih menyerupai adonan gulali. Bahkan tidak sedikit orang yang menganggap gulali menjadi gulali basah. Pembuatan gulali juga tergolong lebih mudah loh Sobat ASPRA, jika dibandingkan dengan rambut nenek yang membutuhkan keahlian khusus untuk mengubah adonan lelehan gula menjadi helaian-helaian rambut nenek yang lembut dan tipis.
Mulanya, adonan gula cair dicungkil dengan sebilah kayu sederhana, sebesar genggaman tangan orang dewasa, kemudian dimasukan ke dalam wadah berisi tepung. Tepung yang digunakan biasanya adalah tepung beras atau tepung jagung, yang dapat mengurangi daya lekat adonan gula. Selanjutnya, Sobat ASPRA tarik-tarik adonan hingga memanjang, lakukan berkali-kali hingga mengembang panjang seperti rambut nenek.
Proses pembuatan rambut nenek hampir mirip dengan membuat adonan mie yang dilakukan secara manual. Fungsi penggunaan tepung beras bisa membuat adonan yang telah memanjang tak lengket lagi. Permukaannya pun akan terlindung dari tepung sehingga helaian rambut nenek tak kembali menyatu, proses pembuatannya memakan waktu 5-10 menit.
 
Sumber : merdeka.com, koropak.co.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang harus diisi ditandai dengan *

Obrolan Langsung
Butuh Bantuan?
Halo Saya Novy, Ada yang bisa di bantu?