"Biskuit Teman Minum Teh dan Sejarahnya"

“Biskuit menjadi salah satu jenis kue kering yang enak dikonsumsi dan dijadikan sebagai teman minum teh ataupun kopi. Biskuit memiliki tekstur yang renyah, dan rasa yang beraneka ragam membuat camilan satu ini banyak diminati berbagai kalangan, mulai dari anak-anak, orang dewasa, hingga orang-orang tua. Tapi tahukah Sobat ASPRA, ternyata camilan satu ini memilki sejarah yang cukup menarik, mari kita simak bersama!”
Asiapramulia.com – Asal kata biskuit berasal dari bahasa latin yaitu bis cotus atau artinya dimasak dua kali. Istilah ini kemudian mulai digunakan di Inggris pada abad keempat belas. Istilah inilah yang kemudian digunakan untuk menyebut camilan yang manis dengan proses dipanggang dan dikeringkan. Biskuit memiliki beragam varian rasa yang diminati, mulai dari rasa cokelat, vanilla, butter, dan lain sebagainya, Sobat ASPRA suka varian yang mana?
Sejarah Biskuit, Camilan untuk Teman Minum Teh atau Kopi

                                                                                          (sumber : kompas.com)

Biskuit sangat disenangi oleh hampir semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dan biasanya masing-masing dari mereka memiliki cara unik sendiri untuk menikmatinya. Umumnya biskuit bisa langsung dikonsumsi untuk menikmati teksturnya yang renyah, tapi ada juga yang mencelupkannya kedalam teh, susu, atau kopi untuk menciptakan tekstur yang lunak.
Menurut cerita sejarah, biskuit biasanya dijadikan camilan prkatis untuk para pelaut. Dulunya biskuit dipanggang hingga empat kali agar tidak mudah basi. Biasanya para pelaut akan mencelupkan biscuit ke dalam air garam untuk menciptakan tekstur yang lunak bagi biskuit. Di tahun 1784, muncul jenis biskuit yang disebut dengan ship’s biscuit, yang biasanya dikonsumsi untuk para pelaut. Otomatis teksturnya akan terasa cukup keras hingga para pelaut menggunakannya sebagai kartu pos.
Terdapat pula catatan sejarah yang menyebutkan bahwa biskuit pertama kali dibuat oleh orang Romawi, dengan cara merebus tepung gandum hingga mengental. Adonan gandum kemudian ditaruh dan diratakan ke piring, dan dibiarkan hingga mongering dan mengeras sebelum dipotong-potong. Sebelum dikonsumsi, potongan-potongan kue yang sudah jadi akan dioles dan dilapisi dengan madu.
Seiring berjalannya waktu proses pembuatan biskuit semakin mengalami perkembangan, dimana yang dulunya proses pemanggangan dilakukan selama empat kali, berubah menjadi dua kali. Pada tahun 1846, Huntley & Palmers mendirikan sebuah pabrik biskuit pertama. Kemudian pabrik ini memproduksi puluhan ribu ton biskuit dan menjadi produsen biskuit terbesar di dunia.
Melnasir dari laman The Guardian, kembali pada abad ketujuh belas, biskuit dinikmati dengan cara dicelupkan kedalam segelas anggur manis di akhir makan. Hingga pada perang dunia kedua biskuit mulai dinikmati dengan segelas teh manis. Pada masa itu, salah satu bahan makanan yang dijatah penggunaannya adalah teh dan gula. Sehingga rasa teh akan dibuat tidak terlalu manis, dan para pekerja di Inggris akan menyiasatinya dengan mencelupkan biskuit ke dalam teh agar terasa lebih manis.
Tahukah Sobat ASPRA ternyata penyebutak biskuit di Inggris dan Amerika ternyata berbeda-beda. Camilan renyah yang dipaggang dua kali disebut biscuit di Inggris, sementara di Amerika camilan satu ini disebut crackers atau cookies. Di negara Belanda biskuit disebut koekje atau kue kecil.
 
Sumber : kompas.com, kids.grid.id

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang harus diisi ditandai dengan *

Obrolan Langsung
Butuh Bantuan?
Halo Saya Novy, Ada yang bisa di bantu?